Rabu, 05 Juni 2013

Membenahi Rumah



Membenahi RumahAkhirnya setelah sekian lama tidak dibereskan dan dirapikan, tiba juga waktunya rumah kontrakan kami dibenahi. Sangat tidak disangka bahwa selama ini ternyata banyak sekali barang-barang yang tidak berguna tersimpan bahkan banyak sekali debu-debu, sampah-sampah, dan kotoran-kotoran yang ditinggalkan oleh hewan-hewan perusak seperti tikus, kecoa, dan rayap. Akibatnya rumah kami tampak berantakan, kotor, dan tidak nyaman.

Jika harus dibenahi sendiri pasti kami akan kewalahan untuk membereskan dan merapikannya. Puji Tuhan ada teman-teman komsel yang luar biasa yang ikut membenahi rumah kami. Kami sangat diberkati dengan keberadaan mereka. Mereka sangat menolong dan membantu kami untuk membereskan rumah kontrakan kami.

Barang-barang yang sudah lama tidak terpakai dan tidak berguna akhirnya kami kumpulkan dan kami buang. Kami juga membersihkan barang-barang yang dikotori oleh tikus, kecoa, dan rayap, bahkan kotoran-kotoran yang ditinggalkan oleh hewan-hewan perusak tersebut. Setelah itu, kami membuat pengaman untuk membatasi datangnya kembali hewan-hewan perusak tersebut. Akhirnya setelah dibenahi, rumah kami sekarang tampak lebih rapi, lebih nyaman, lebih terlihat luas, dan tentunya jauh lebih bersih.

Apakah yang dapat kita belajar dari kejadian tersebut? Itu adalah gambaran tentang rumah hati kita. Apakah kita sering membersihkan atau membereskan setiap kondisi hati kita? Terkadang banyak hal-hal yang menyakitkan, kotor, dan tidak benar yang masuk dalam hati kita, misalnya kepahitan, kebencian, hal-hal najis, iri hati, kekecewaan, dan hal buruk lainnya. Mungkin awalnya kita merasa hal itu tidak perlu dibereskan karena kita menganggap hal-hal itu tidak begitu menggangu kehidupan kita. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, justru hal-hal seperti itu ternyata sangat mempengaruhi kehidupan kita ke depannya. Dan akhirnya kita menjalani kehidupan yang berat dan tidak maksimal.

Amsal 4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

Sadarilah bahwa rumah hati kita juga perlu terus dibersihkan dan dibereskan. Jangan biarkan hal-hal kotor, luka, dan hal yang tidak benar tinggal dalam rumah hati kita. Kita harus terus menjaga hati kita. Namun, pertanyaannya adalah bagaimana kita membersihkan dan membenahi rumah hati kita?

1 Yohanes 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

Yakobus 5:16 Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.

Untuk membenahi dan membersihkan rumah hati kita, kita perlu mengakui setiap kondisi hati kita kepada Tuhan dan juga kepada sesama. Kita akan diampuni ketika mengakuinya kepada Tuhan, dan kita akan disembuhkan ketika kita mengakuinya kepada sesama. Keterbukaan akan membersihkan dan memurnikan hati kita, sehingga kita dapat menjalani kehidupan yang merdeka dan maksimal. Namun, keterbukaan perlu disertai dengan kehidupan dalam Firman Tuhan.


Jangan takut atau malu untuk mengakui dosa. Dosa yang disembunyikan lambat laun akan menggerogoti manusia rohani kita, sehingga membuat kita tidak lagi mengalami pertumbuhan, bahkan malah akan menghancurkan hidup kita. Jangan tertipu oleh iblis. Iblis tidak ingin kita mengakui dosa kita, supaya dia beroleh tempat untuk mengendalikan dan merusak hidup kita. Tanpa keterbukaan untuk menceritakan kondisi hati kita, kita tidak akan sadar jika ada masalah dalam diri kita. Milikilah keterbukaan untuk mengakui dosa kita di hadapan Tuhan dan sesama karena hanya dengan jalan itu kita dipulihkan dan disembuhkan. Setelah itu, hiduplah dalam Firman Tuhan supaya kita dimerdekakan sepenuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa itu kebahagiaan?

Bagi orang miskin, uang itulah kebahagiaan. Bagi orang sakit, kesehatan itulah kebahagiaan Bagi pemuda lajang, pasangan hidup itulah keb...