Senin, 25 September 2017

Matius 21:23-32


Bahan Khotbah Minggu 1 Oktober 2017
Nats Khotbah Matius 21:23-32
“KENALI DAN LAKUKANLAH KEHENDAK TUHAN”

I.                   P endahuluan
Matius adalah seorang pemungut cukai di Kapernaum, tetapi ia dipanggil oleh Yesus dan dijadikan muridNya (Mat. 9:9-134). Injil ini di tuliskan untuk orang-orang Yahudi sezamannya.  Kitab ini hanya mempunyai satu maksud yaitu: membuktikan dengan jelas, bahwa Yesus adalah Mesias yang sekian lamanya dijanjikan oleh Allah. Di dalam Yesus segala nubuat dalam Perjanjian Lama telah digenapi. Tidak kurang dari 47 kali Matius mengutip nats-nats dari Perjanjian Lama, hal itu untuk membuktikan, bahwa dalam diri Yesus telah digenapi apa yang dulu dituliskan oleh para nabi. Tujuan dari maksud Matius ini adalah agar orang-orang Yahudi pada masa itu, membaca nubuat lama dengan teliti, dan melihat bahwa seluruh hidup Yesus adalah penggenapan dari apa yang telah lama dinubuatkan. Jelas, kalaupun Matius adalah seorang pemungut cukai namun dia tetap paham tentang hal-hal yang tertulis dalam Perjanjian Lama.

II.                Pembahasan
Ayat 23-24: Dikatakan diayat ini, bahwa Yesus masuk ke Bait Allah dan Ia hendak mengajar, lalu para pemuka-pemuka agama datang menhampiri Dia serta bertanya kepada Ia: “dengan kuasa manakah Engkau melakukan-hal-hal itu? ”. “Hal-hal itu”  yang dimaksud oleh para pemuka-pemuka agama itu dalam pertanyaannya adalah apa yang telah dilakukan Yesus dalam dunia pelayananNya. “dan siapakah yang yang memberikan kuasa itu kepadaMu”, dalam hal ini, apa yang di persoalkan orang-orang para pemuka agama adalah bukan mengenai benar atau tidaknya apa yang telah dilakukan Yesus, namun yang menjadi masalahnya adalah siapa yang digunakan Yesus dalam dunia pelayanNya, yang dalam sepengetahuan mereka “pemuka-pemuka agama” bahwa Yesus bukanlah iman dan ahli Taurat.
Ketika hal itu ditanyakan mereka kepada Yesus, Yesus menjawab dengan memberi pertanyaan ulang, menunjukkan bahwa Yesus menginginkan perbincangan dan sekaligus memberi pengajaran kepada mereka.
Ayat 25-27: Ada pertanyaan pada ayat ini “Megapa Yesus menanyakan mengenai Yohanes Pembaptis?”. Pertanyaan yang diajukan Yesus memang tepat pada tempatnya, karena ada hubungan yang erat antara Yesus dan Yohanes. Yohanes telah menjadi pembuka jalan untuk Yesus, dan Yesus sendiri telah dibaptis oleh Yohanes (Mat.3:13). Yohanes adalah orang yang mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah (Yoh. 1:32-34), Jawaban ini merupakan pokok dari pertanyaan -->  “ dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu”. Dalam hal ini Yesus ingin tekankan “siapa kah yang berkuasa akan baptisan Yohanes”. Pertanyaan Yesus membuat kebungungan bagi seluruh ahli-ahli Taurat dan para Imam yang mendengarkan pertanyaan itu karena mereka bertanya hanya untuk menjebak Yesus di khalayak ramai.
Ayat 28-30: ayat ini dilatarbelakangi dari ayat sebelumnya, dimana para pemimpin agama Yahudi menanyakan kekuasaanNya, Yesus mengajukan kepada mereka dua pilihan yang sangat sulit untuk dipilih, Apakah Yohanes pembaptis berasal dari Allah atau manusia dan Yesus menyampaikan kepada para pemuka Agama Yahudi itu mengenai gambaran iman mereka, Yesus mengambarkan bagaikan anak yang pertama yang menjawab bapanya dengan sopan namun tidak melakukan apa yang diperintahkan kepadanya, sedangkan anak yang kedua yang menolak suruhan bapanya namun melaksanakannnya setela ia menyesali diri, ini diwakili oleh orang-orang non Yahudi yang sering digambarkan sebagai anggota masyarakat yang berdosa yang diasingkan dari komunitas masyarakat Yahudi. Namun Yesus dalam ini, menitikberatkan kepada sebuah penyesalan. Sering orang-orang Yahudi mengatakan secara khusus bahwa mereka menyebut diri mereka sebagai orang yang benar, yang patuh dan menurut, itulah mengapa Yesus mengatakan kepada mereka bahwa mereka adalah gambaran anak yang pertama.
ada ungkapan penyesalan yang merujuk kepada pertobatan, cara berpikir daripada Yesus memberikan petunjuk kepada para pemuka agama, supaya mereka tidak hanya meng "iya" kan Firman yang mereka dengar tapi tidak menjalankan. Namun diakhir ayat 31 ini, Yesus mengatakan “mendahului kamu” yang artinya adalah bahwa para tokoh Yahudi belum tertutup harapannya untuk merasakan kerajaan Sorga, asalkan mereka mau bertobat dan mau merendahkan diri di hadapan Tuhan.  
Dalam ayat 32 ini, peranan Yohanes pembaptis disinggung, karena ia melakukan tugasnya melalui baptisan pertobatan yang ternyata banyak orang bersama pemungut cukai yang membaptiskan diri dan mengaku/menyesali dosa-dosanya serta betobat.
Yohanes datang dengan “jalan kebenaran”, yang berarti hidup sebagai seorang yang adil, dan hidup dalam kebenaran Allah. Adalah mereka pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal, yang percaya kepada Yohanes; mereka mengaku dosanya dan menerima baptisan Yohanes sebagai Simbol dari pengampunan Tuhan, dan mereka memulai suatu kehidupan yang baru (Mat.3). Dulu mereka menentang Allah, tetapi mereka menyesali semua dosa-dosa mereka, sama seperti anak laki-laki yang kedua itu. Namun para pemimpin agama itu puas dengan ucapan-ucapan yang saleh saja, tetapi tidak menghormati Yohanes pembaptis sebagai utusan Allah dan tidak mau dibaptis olehnya. Ada dua hal yang boleh diajarkan perumpaan ini kepada kita yakni:


  1. Kata-kata yang baik dan Khotbah yang menyegarkan juga memotivasi apabila tanpa perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan ucapan merupakan suatu sikap yang munafik.
  2. Orang yang menentang Tuhan dengan terus terang, kadang-kadang lebih cepat bertobat dari pada orang-orang yang memakai kata-kata yang bagus,
Dari Firman Tuhan yang menyapa kita pada minggu ini, dapat jelas kita pahami bahwa hanya sekedar menjadi pendengar firman Tuhan tidaklah cukup tanpa didasari Kerinduan MENGENAL RENCANA TUHAN DAN MELAKUKAN KEHENDAK TUHAN. Ada sebuah lagu yang tepat dan mungkin bisa menggugah hati pembaca bahwa firman bukan hanya sekedar di dengar tapi kita diajak untuk melakukan Firman di dalam kehidupan kita. 
                      "Tuhan Yesus Semakin Memberkati"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa itu kebahagiaan?

Bagi orang miskin, uang itulah kebahagiaan. Bagi orang sakit, kesehatan itulah kebahagiaan Bagi pemuda lajang, pasangan hidup itulah keb...