Nats Khotbah Matius 21:23-32
“KENALI DAN LAKUKANLAH KEHENDAK TUHAN”
I. P endahuluan
Matius adalah seorang pemungut cukai di Kapernaum, tetapi ia dipanggil oleh
Yesus dan dijadikan muridNya (Mat. 9:9-134). Injil ini di tuliskan untuk
orang-orang Yahudi sezamannya. Kitab ini hanya mempunyai satu maksud
yaitu: membuktikan dengan jelas, bahwa Yesus adalah Mesias yang sekian lamanya
dijanjikan oleh Allah. Di dalam Yesus segala nubuat dalam Perjanjian Lama telah
digenapi. Tidak kurang dari 47 kali Matius mengutip nats-nats dari Perjanjian
Lama, hal itu untuk membuktikan, bahwa dalam diri Yesus telah digenapi apa yang
dulu dituliskan oleh para nabi. Tujuan dari maksud Matius ini adalah agar
orang-orang Yahudi pada masa itu, membaca nubuat lama dengan teliti, dan
melihat bahwa seluruh hidup Yesus adalah penggenapan dari apa yang telah lama
dinubuatkan. Jelas, kalaupun Matius adalah seorang pemungut cukai namun dia
tetap paham tentang hal-hal yang tertulis dalam Perjanjian Lama.
II. Pembahasan
Ayat 23-24: Dikatakan diayat ini, bahwa Yesus masuk ke Bait Allah dan Ia hendak
mengajar, lalu para pemuka-pemuka agama datang menhampiri Dia serta bertanya
kepada Ia: “dengan kuasa manakah Engkau melakukan-hal-hal itu? ”.
“Hal-hal itu” yang dimaksud oleh para pemuka-pemuka agama itu dalam
pertanyaannya adalah apa yang telah dilakukan Yesus dalam dunia pelayananNya.
“dan siapakah yang yang memberikan kuasa itu kepadaMu”, dalam hal ini, apa yang
di persoalkan orang-orang para pemuka agama adalah bukan mengenai benar atau
tidaknya apa yang telah dilakukan Yesus, namun yang menjadi masalahnya adalah siapa yang digunakan Yesus dalam dunia pelayanNya, yang
dalam sepengetahuan mereka “pemuka-pemuka agama” bahwa Yesus bukanlah iman dan
ahli Taurat.
Ketika hal itu ditanyakan mereka kepada Yesus, Yesus menjawab dengan memberi pertanyaan ulang, menunjukkan bahwa Yesus menginginkan perbincangan dan sekaligus memberi pengajaran kepada mereka.
Ayat 25-27: Ada pertanyaan pada ayat ini “Megapa Yesus menanyakan mengenai Yohanes Pembaptis?”. Pertanyaan yang
diajukan Yesus memang tepat pada tempatnya, karena ada hubungan yang erat
antara Yesus dan Yohanes. Yohanes telah menjadi pembuka jalan untuk Yesus, dan
Yesus sendiri telah dibaptis oleh Yohanes (Mat.3:13). Yohanes adalah orang yang
mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah (Yoh. 1:32-34), Jawaban ini merupakan pokok dari pertanyaan --> “ dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu”.
Dalam hal ini Yesus ingin tekankan “siapa kah yang berkuasa akan baptisan
Yohanes”. Pertanyaan Yesus membuat kebungungan bagi seluruh ahli-ahli Taurat dan
para Imam yang mendengarkan pertanyaan itu karena mereka bertanya hanya untuk menjebak Yesus di khalayak ramai.
Ayat 28-30: ayat ini dilatarbelakangi dari ayat sebelumnya, dimana para pemimpin
agama Yahudi menanyakan kekuasaanNya, Yesus mengajukan kepada mereka dua
pilihan yang sangat sulit untuk dipilih, Apakah Yohanes pembaptis berasal dari
Allah atau manusia dan Yesus menyampaikan kepada para pemuka Agama Yahudi itu
mengenai gambaran iman mereka, Yesus mengambarkan bagaikan anak yang pertama
yang menjawab bapanya dengan sopan namun tidak melakukan apa yang diperintahkan
kepadanya, sedangkan anak yang kedua yang menolak suruhan bapanya namun
melaksanakannnya setela ia menyesali diri, ini diwakili oleh orang-orang non
Yahudi yang sering digambarkan sebagai anggota masyarakat yang berdosa yang
diasingkan dari komunitas masyarakat Yahudi. Namun Yesus dalam ini,
menitikberatkan kepada sebuah penyesalan. Sering orang-orang Yahudi mengatakan
secara khusus bahwa mereka menyebut diri mereka sebagai orang yang benar, yang
patuh dan menurut, itulah mengapa Yesus mengatakan kepada mereka bahwa mereka
adalah gambaran anak yang pertama.
ada ungkapan penyesalan yang merujuk kepada pertobatan, cara berpikir daripada Yesus memberikan petunjuk kepada para pemuka agama, supaya mereka tidak hanya meng "iya" kan Firman yang mereka dengar tapi tidak menjalankan. Namun diakhir
ayat 31 ini, Yesus mengatakan “mendahului kamu” yang artinya adalah bahwa para
tokoh Yahudi belum tertutup harapannya untuk merasakan kerajaan Sorga, asalkan
mereka mau bertobat dan mau merendahkan diri di hadapan Tuhan.
Dalam ayat 32 ini, peranan Yohanes pembaptis disinggung,
karena ia melakukan tugasnya melalui baptisan pertobatan yang ternyata banyak
orang bersama pemungut cukai yang membaptiskan diri dan mengaku/menyesali
dosa-dosanya serta betobat.
Yohanes datang dengan “jalan kebenaran”, yang berarti hidup sebagai seorang
yang adil, dan hidup dalam kebenaran Allah. Adalah mereka pemungut cukai dan
perempuan-perempuan sundal, yang percaya kepada Yohanes; mereka mengaku dosanya
dan menerima baptisan Yohanes sebagai Simbol dari pengampunan Tuhan, dan mereka
memulai suatu kehidupan yang baru (Mat.3). Dulu mereka menentang Allah, tetapi
mereka menyesali semua dosa-dosa mereka, sama seperti anak laki-laki yang kedua
itu. Namun para pemimpin agama itu puas dengan ucapan-ucapan yang saleh saja,
tetapi tidak menghormati Yohanes pembaptis sebagai utusan Allah dan tidak mau
dibaptis olehnya. Ada dua hal yang boleh diajarkan perumpaan ini kepada kita
yakni:
- Kata-kata yang baik dan Khotbah yang menyegarkan juga memotivasi apabila tanpa perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan ucapan merupakan suatu sikap yang munafik.
- Orang yang menentang Tuhan dengan terus terang, kadang-kadang lebih cepat bertobat dari pada orang-orang yang memakai kata-kata yang bagus,
Dari Firman Tuhan yang menyapa kita pada minggu ini, dapat jelas kita pahami bahwa hanya sekedar menjadi pendengar firman Tuhan tidaklah cukup tanpa didasari Kerinduan MENGENAL RENCANA TUHAN DAN MELAKUKAN KEHENDAK TUHAN. Ada sebuah lagu yang tepat dan mungkin bisa menggugah hati pembaca bahwa firman bukan hanya sekedar di dengar tapi kita diajak untuk melakukan Firman di dalam kehidupan kita.
"Tuhan Yesus Semakin Memberkati"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar